Implikasi Pembelajaran Tematik
A.
Eksistensis
Guru dan Peserta Didik
1.
Eksistensi
Guru
Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara
berbagai bidang kajian ; misalnya dibidang IPA, matematika, pendidikan agama,
IPS dan lainnya, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terppisah-pisah melainkan
menjadi satu-kesatuan (holistik) dan ketrpaduan (intergralistic). Hal ini
memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar dikelas. Menurut depdiknas
(2006)., bahwa mempelajarkan otomatis memerlukan guru yang kreatif dan menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran mengaturnya agar pembelajaran jadi lebih bermakna,
menarik, menyenangkan dan utuh.
Berbeda dengan pembelajaranko nvensional
pembelajaran tematik untuk melakukan perencanaan pembelajaran tematik.
Prinsip-prinsip kreativitas guru yang tinggi dalam menyiapkan kegiatan /
pengalaman belajar dihadapi, termasuk dalam menghadapi murid dalam kemampuan
beragam, materi atau bahar pelajaran yang tersebut dalam berapa sumber, sarana
dan kompetensi atau idikator yang harus dicapai oleh siswa. Pembelajaran
tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan /
pengalaman belajar bagi anak, juga dalam
memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran menyenangkan dan utuh. Sehingga
dalam pembelajaran tematik ini beban guru menjadi lebih berat dan lebih banyak
dibandingkan dengan pelaksanaanpembelajaran konvensional.
Terkait dengan keadaan kompertensi guru terutama
penguasaan materi yang kompleks, juga terdapat permasalahan. Pebelajaran
tematik menimbulkan konsekuensi terhadap beban jam peklajaran yang diemban
guru-guru yang tercakup dalam kajian yang serumpun, sementara ketentuan yang
berkaitan dengan kewajiban atasbeban jam
mengajar untuk setiap guru masih tetap. Dalam pemenuhan jam pelajaran ataupun
efektifitas materi, pembelajaran tematik ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu team teaching dan guru tunggal.
a. Team
teaching (pengajaran tim)
Pembelajaran tematik dalam hal ini
diajarkan dengan cara tim : satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari
seorang guru. Setiap gru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian
dan kesepakatan. Kelebihan sistim ini yaitu:
1. Pencapaian
KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas bebeapa yang ahli
dalam ilmu-ilmu dibidangnya.
2. Pengalaman
dan pemahaman peserta didik lebih kaya dari pada dilakukan oleh seorang guru
karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman
3. Peserta
didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan dijalani dengan narasumber
dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan dari sistem ini yaitu jika
tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan
sehingga pencapaian KD tidak terpenuhi, jika kurang persiapan, penampilan
dikelas akan tersendat-sendat karena skenario tidak berjalan dengan semestinya,
sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan didalam kelas.
b. Guru
Tunggal
Pembelajaran dengn seorang guru
merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan yang pertama suatu bidang
ilmu merupakan satu mata pelajaran/bidang studi, kedua guru dapat merancang
skenario pembelajaransesuai dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi
terlebih dahulu dengan guru yang lain dan yang ketiga oleh karena iu tanggung
jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak
akan muncul.
Untuk tercapainya pembelajaran tematik
yang dilakukan oleh guru tinggal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal
yaitu:
a. Guru-guru
yang tercakup kedalam mata pelajaran serumpun diberikan pelatihan bidang-bidang
studi diluar bidang keahlianna, seperti guru dibidang IPA diberikan bidang
studi Matematika.
b. Koordinasi
antara bdang studi yang tercakup dalam mata pelajaran serumpun tetap dilakukan,
untuk me-review apakah skenario yang disusun sudah dapat memenuhi persyaratan
yang berkaitan dengan bidang studi diluar ia mampu.
c.
Disusun skenario
dengan metode pembelajaran yang inovatif dan memunculkan nalar para peserta
didik sehingga guru tidak terjebak dalam pemaparan yang parsial bidang studi.
d. Persiapan
pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target yang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan topik yang dihasilkan dari
pemertaan yang telah dilakukan.
2.
Wawasan
Peserta Didik
Menurut Depdiknas (2006), dalam pelaksanaan
pembelajaran tematis ada beberapa hal yang perlu dipahi oleh guru berkaitan
dengan anak didik;
1)
Anak didik harus
mampu bekerja secara individual, berpasangan atau berkelompok (baik kelompok
kecil maupun klasikal) sesuai dngan tuntutan skenario pembelajaran
2)
Peserta didik
harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif
misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah.
B.
Analisis
Kebutuhan Bahan Ajar, Sarana Prasarana penunjang dan Sumber Belajar Serta Media
Pembelajaran tematik pada hakikatnya adalah
menekankan pada peserta didik secara individu maupun secara kelompok untik
aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan itentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan memerlukan berbagai
saranaprasarana, bahan ajar, sumber belajar, serta media pembelajaran pendukung
yang cukup bagi proses pembelajaran.
1.
Bahan
Ajar
Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran
termasuk dalam pembelajaran tematik.oleh karena itu pembelajaran ematikpada
dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam
ilmu alam maka pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan
komprehensifdibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik
pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan standar
kompetensi (SK) yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup didalamnya.
2.
Sarana
dan PrasaranaPenunjang
Dalam pembeajaran tematik diperlukan berbagai sarana
dan prasarana pembelajaran yang pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran
yang lainnya, hanya saja ia memilii kekhasan tersendiri dalam beberapa hal.
Dalam pembelajaran tematik, guru harus memilih secara jeli media yang akan
digunakan, dalam ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu.
Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang direkatkan oleh tema, maka
penggunaan sarana pembelajaran dapat lebih efesien jika dibandingkan dengan
pemisahan bidang kajian.
3.
Sumber
Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada
disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan
untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat
dilihat tidakhanya dari hasil belajar maupun dapat dilihat dari proses dapat
berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk
belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang
dipelajarinya. Implimentasi pemanfaatasumber belajar didalam proses
pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang efektif
adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber
belajar.kegiatan belajar mengajar ditekankan pada aktivitas siswa dengan melakukan
pengamatan benda-benda atau situasi yang ada dilingkungan sekitar.
Dalam buku Intructional Technologies the Definition
and Domains of The Field (1994), AECT membedakan enam jenis sumber belajar yang
dapat digunakan dalam roses belajar yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
latar.
4.
Pengembangan
Media Pembelajaran
Secara etimologis media dimaknai sebagai suatu
ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak
mengadakan kontak angsung dengannya (Marshal Mcluhan dalam Anton Noornia, 2006:
5). Media pembelajaran adalah sebagai penyampaian pesan dari beberapa sumber
saluran kepenerimaan pesan.
Media pembelajaran diharapkan dapat
memberi manfaat yaitu:
1)
Bahan yang
disajikan akan lebih jelas maknanya bagi siswa dan tidak bersifat verbalistik
2)
Metode
pembelajaran lebih bervariasi
3)
Siswa lebih
aktif dalam melakukan aktivitas
4)
Pembelajaran
lebih menarik
5)
Mengatasi
keterbatasan ruang
Media pembelajaran meliputi beberapa
jenis antara lain
1)
Media grafis
atau media dua dimensi sepertigambar, foro, grafik atau diagram
2)
Media model
solid atau media dimensi tiga sepertimodel-model benda ruang dimensi tiga,
diorama
3)
Media proyeksi
seperti film, film strip, OHP
4)
Media informasi,
komputer, internet
5)
Lingkungan
Dalam memilih media yang tepat dapat kita rumuskan
dalam satu kata ACTION yaitu akronim dari access, cost, technology, interactvity,
organization, dan novelty.
C. Model Pengaturan Ruangan
Dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suaasana
belajar menyenangkan pengaturan tersebut meliputi :
1. Ruang
ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
2. Susunan
bangku peserta didik dapat di ubah-ubah sesuai dengan keperluan pembelajaran
yang sedang berlangsung.
3. Peserta
didik tidak selalu duduk dikursi tetapi bisa juga dudk dikarpet atau tikar.
4. Kegiatan
hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik didalam kelas maupun duliar
kelas.
5. Dinding
kelas digunakan untuk memajang hasil karya peserta didi dan dimanfaatka sebagai
sumber belajar.
6. Alat,
sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudakahkan peserta
didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali ( Depdiknas,2006 ).
D.
Stategi Pemilihan Metode
Metode adalah upaya
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun tercapainya secara optimal.
Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi
menunjukan pada sebuah perencaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode
adalah cara yang tepat untuk melaksanakan strategi dengan demikian suatu
strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
Metode pembalajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran , metode pembelajaran berfungsi
sebagai cara untuk menyajikan , menguraikan , memberi contoh, dan memberi
latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode
pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sesuai dengan
karakteristik pembelajaran tematis, maka dalam pembelajaran yang dilakukan
perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multimetode.
Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demontrasi, bercakap-cakap (
diskusi ).
1.
Metode
diskusi
Muhibbin syah ( 2000), mendefinikan bahwa metode
diskusi adalah metode mengajar yang erat hubungannya dengan memecahkam masalah
( problem solving ). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok.
Metode
diskusi diaplikasikan dalam proses belajar untuk :
a.
Mendorong siswa
berfikir kritis
b.
Mendorong siswa
mengekpresikan pendapatnya secara bebas.
c.
Mendorong siswa
menyumbangkan buah pikiranya untuk memecahkan masalah bersama.
d.
Mengambil satu
alternatif jawaban atau beberapa alternatif
jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a)
Menyadarkan anak
didi bahwa masalah dapat diselesaikan dengan berbagai jalan.
b)
Menayadarkan
anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik.
c)
Membiasakan anak
didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan embiasakan bersikap toleransi. ( syaiful Bahri Djamarah, 2000
).
Kelemahan
metode diskusi sebagai berikut :
a)
Tidak dapat
diapakai dalam kelompok yang besar
b)
Peserta diskusi
mendapat informasi yang terbatas
c)
Dapat dikuasai
oleh orang-orang yang suka berbicara
d) Biasanya
orang menghendaki pendekatan yang lebih formal( syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).
2.
Metode
tanya jawab
Metode tanya jawab
adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat tw0 ways traffic Sebab pada saat
yang sama terjadi dialog anatar guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab
atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihata adanya
hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan murid.
Berapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam
metode tanya jawab ini anatara lain :
a. Tujuan
yang akan dicapai dari metode tanya jawab
1. Untuk
menegatahui sejauh mana materi yang
pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2. Untuk
merangsang siswa berfikir.
3. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum difahami.
b.
Jenis
pertanyaan
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang belum diajukan
yaitu pertanyaan ingatan dan pertanyaan fikiran :
1. Pertanyaan
ingatan, dimaksukan untuk meengatahui sejauh mana pengatahuan yang sudah tertanam
pada siswa , biasanya pertanyaan berpangkal apa, dimana, beberapa, dan
sejenisnya.
2. Pertnyaan
fikiran, dimaksudkan untuk mengatahui sejauh mana cara anak menanggapi suatu
persoalan. Biasanya pertanyaan tersebut dumulai dengan mengapa dan bagaimana.
c.
Tehnik
mengajukan pertanyaaan
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat pada
tehnik guru dalam mengajukan pertanyaannya, metode tanya jawab biasanya
digunakan apabila :
1.
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran
2.
Ingin
membangkitkan belajar siswa
3.
Tidak terlalu banyak
siswa
4.
Sebagai selingan
metode ceramah
3.
Metode
demantrasi ( Demonstration method)
Metode demonstrasi adalah metode metode mangajar
dengan cara memperagakan barang , kejadian, aturan, dan urutan melakukan
sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan(
muhibbin syah, 2000).
Metode demantrasi
adalah metode yang digunakn untuk melihatkan suatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan ajaran (syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelebihan metode demontrasi sebagai berikut :
a. Membantu
anak didi memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau jalannya suatu
benda.
b. Memudahkan
berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-
kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbiaki melalui pengamatan
dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya ( Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demontrasi sebagai
berikut :
a. Anak
didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertujukan.
b. Tidak
semua benda dapat didemontrasikan.
c. Sukar
dimengerti bila didemontrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemontrasikan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4.
Metode
cermah plus
Metode ceramah plus
adalah metode mengajar yang menggunakn lebih dari satu metode, yakni metode
ceramah gabung dengan metode lainnya. Ada beberapa metode cermah plus yaitu
sebagai berikut :
a. Metode
cermah plus tanya jawab dan tugas ( CPTT )
Metode
ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan
pemberian tugas. Metode campur ini idealnya dilakukan secara tertip, yaitu :
1. Penyampaian
materi oleh guru.
2. Pemberian
peluang bertanya jawab anatar guru dan siswa.
3. Pemberian
tugas kepada siswa.
b. Metode
ceremah plus diskusi dan tugas ( CPDT )
Metode
ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, pertama
yaitu guru menguraikan materi pelajaran kemudian mengadakan diskusi dan
akhirnya pemberian tugas.
c. Metode
ceramah plus demontrasi dan latihan ( CPDL )
metode
ini merupakan kombinasi anatar kegiatan menguraikan materi pelajaran
dengan kegiatan memperangakan dan latihan ( drill).
5.
Metode
percobaan ( Experiemental method)
Metode percobaab adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan (
Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Metode percobaan adalah metode mengajar yang
dilakukan lebih dari satu kali, misalnya dilaboraturium.
Kelebihan
metode ercobaan adalah sebagai berikut :
a.
Metode ini
membuat anak didi lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan
percobaan sendiridaripada hanya menerima kata atau buku cari guru.
b.
Anak diddik
dapat mengembangkan sikap anak untuk
mengadakan studi eksplorasi menjelajahi ilmu atau pun teknologi.
c.
Derngan metode
ini akan terbona manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan
penemuan hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai
berikut :
a. Tidak
cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan eksprerimen.
b. Jika
ekperimen memerlukan jangka waktu lama anak didik harus menenti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode
ni lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roesiyah ( 2001:80) metode ekperimen adalah
suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaaan tentang suatu hal,
mengamatin prosesnya serta menulisnya hasil ddari percobaanya kemidian hasol
penagmatannya itu disamapaikan ke kelas dan dievaliasi oleh guru. Menggyunakna tehnik
ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan
yang dihadapi dengan mengadaakan percobaaan sendiri.
6.
Metode Simulasi
Similasi
berasal dari kata simulate yang artinnya berpura-pura atau seakan akan berbuat,
simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan mengadakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep ata prinsip atau keterampilan
tertentu. Simulasi dapat diguanakn sebagai metode belajar dengan asumsi tidak
semua proses belajar dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi yakni memperagakan proses
terjadinyaupacara tertentu sabagai latihan.
Metode simulasi bertujuan untuk :
1. Melatih
keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun dalam kehiduan
sehari-hari.
2. Memperoleh
suatu pehaman tentang suatu konsep atau pun prinsip
3. Melatuh
memcahkan masalah.
4. Meningkatkan
keaktipan belajar.
5. Memberikan
motivasi belajar kepada siswa.
6. Melatih
siswa untuk melkuaknkerja samadalqm situasi kelompok.
7. Menumbuhkan
daya kreatif siswa
8. Melatih
siswa untuk mengembankan sikaf toleransi.
a. Kelebihan
dan kelahan metode simulasi
Terdapat
bebrapa kelebihan menggunakn metode simulasi dalam metode mengajar sebagai
berikut :
1. Simulasi
dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menghadapu situasi yang sebenarnya
kelak, baik daalm kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja.
2. Simulasi
dapat mengembanhgkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi dapat diberi
kesempatan untuk memmainkan peran dengan topik yang disimulasikan.
3. Simulasi
dapat meninhkatkan siswa dalam proses belajar.
Kelemahan
metode simulasi sebagai berikut :
1. Pengalaman
yang idapat dari simulasi tidak selalu sesuai dengan kenyataan dilapangan.
2. Pengelolaan
yang kurang baik, sring simulai dijadikan sebagi alat hiburan sehingga tujuan
simulasi menjadi terabaikan.
3. Faktor
psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
b.
jenis – jenis simulasi
1.
sosiodrama
Merupakan
adalah metode simulasi pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah dalam fonemena sosial, permasalahna yang menyangkut hubunhan
dengan manusia. Sosiodarama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah.
2.Psikodrama
Adalah
metode pembelajaran denga bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahn
psikologis. Psikodarama biasanya digunakan untuk terapi agar siswa lebih
memahami akan dirinya.
3.Role
playing
Adalah
metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk
mengkreasikan peristiwa sejarah, atau kejadian yang akan muncul diakan datang.
4. Peer
teaching
Merupakan
latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru, selain
itu peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa kepada
siswa agar lebih memahami materi pelajaran.
5. Simulasi
game
Merupakan
bermain peran para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui
permainan dengan mematuhi peraturan yang sudah ditentukan.
c.
langkah –langkah simulasi
1.
Persiapan simulasi
a.
menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulsi.
b.
guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan
c.
guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalm simulasi peranan yangh harus
dimainkan oleh para pemeran serta waktu yang kan disediakan.
d.
guru memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa
yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2.
Pelaksanaan simulasi
a.
simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
b.
para siswa mengikuti dengan penuh perhatian.
c.
guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapatkan kesulitan.
d.
simulasi hendaknya dihentikan saat pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalaah yang sedang
disimulasikan.
3.
Penutup
a.
melakukan diskusi baik tentang jalanya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan, guru harus mendorong agar siswa dapat memberkan kritikan
dantangggapan terhadap jalan nya proses simulasi.
b.
merumrskan kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar