Senin, 11 Juni 2012

"Implikasi Pembelajaran Tematik"


Implikasi Pembelajaran Tematik


A.      Eksistensis Guru dan Peserta Didik
1.    Eksistensi Guru
Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian ; misalnya dibidang IPA, matematika, pendidikan agama, IPS dan lainnya, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terppisah-pisah melainkan menjadi satu-kesatuan (holistik) dan ketrpaduan (intergralistic). Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar dikelas. Menurut depdiknas (2006)., bahwa mempelajarkan otomatis memerlukan guru yang kreatif dan menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran mengaturnya agar pembelajaran jadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
Berbeda dengan pembelajaranko nvensional pembelajaran tematik untuk melakukan perencanaan pembelajaran tematik. Prinsip-prinsip kreativitas guru yang tinggi dalam menyiapkan kegiatan / pengalaman belajar dihadapi, termasuk dalam menghadapi murid dalam kemampuan beragam, materi atau bahar pelajaran yang tersebut dalam berapa sumber, sarana dan kompetensi atau idikator yang harus dicapai oleh siswa. Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan / pengalaman belajar bagi anak,  juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran menyenangkan dan utuh. Sehingga dalam pembelajaran tematik ini beban guru menjadi lebih berat dan lebih banyak dibandingkan dengan pelaksanaanpembelajaran konvensional.
Terkait dengan keadaan kompertensi guru terutama penguasaan materi yang kompleks, juga terdapat permasalahan. Pebelajaran tematik menimbulkan konsekuensi terhadap beban jam peklajaran yang diemban guru-guru yang tercakup dalam kajian yang serumpun, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban atasbeban  jam mengajar untuk setiap guru masih tetap. Dalam pemenuhan jam pelajaran ataupun efektifitas materi, pembelajaran tematik ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu team teaching dan guru tunggal.

a.    Team teaching (pengajaran tim)
Pembelajaran tematik dalam hal ini diajarkan dengan cara tim : satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap gru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistim ini yaitu:
1.    Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas bebeapa yang ahli dalam ilmu-ilmu dibidangnya.
2.    Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya dari pada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman
3.    Peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan dijalani dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Kelemahan dari sistem ini yaitu jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak terpenuhi, jika kurang persiapan, penampilan dikelas akan tersendat-sendat karena skenario tidak berjalan dengan semestinya, sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan didalam kelas.
b.    Guru Tunggal
Pembelajaran dengn seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan yang pertama suatu bidang ilmu merupakan satu mata pelajaran/bidang studi, kedua guru dapat merancang skenario pembelajaransesuai dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain dan yang ketiga oleh karena iu tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan muncul.
Untuk tercapainya pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru tinggal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa hal yaitu:
a.    Guru-guru yang tercakup kedalam mata pelajaran serumpun diberikan pelatihan bidang-bidang studi diluar bidang keahlianna, seperti guru dibidang IPA diberikan bidang studi Matematika.
b.    Koordinasi antara bdang studi yang tercakup dalam mata pelajaran serumpun tetap dilakukan, untuk me-review apakah skenario yang disusun sudah dapat memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan bidang studi diluar ia mampu.
c.         Disusun skenario dengan metode pembelajaran yang inovatif dan memunculkan nalar para peserta didik sehingga guru tidak terjebak dalam pemaparan yang parsial bidang studi.
d.   Persiapan pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target yang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan topik yang dihasilkan dari pemertaan yang telah dilakukan.
2.    Wawasan Peserta Didik
Menurut Depdiknas (2006), dalam pelaksanaan pembelajaran tematis ada beberapa hal yang perlu dipahi oleh guru berkaitan dengan anak didik;
1)        Anak didik harus mampu bekerja secara individual, berpasangan atau berkelompok (baik kelompok kecil maupun klasikal) sesuai dngan tuntutan skenario pembelajaran
2)        Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
B.       Analisis Kebutuhan Bahan Ajar, Sarana Prasarana penunjang dan Sumber Belajar Serta Media
Pembelajaran tematik pada hakikatnya adalah menekankan pada peserta didik secara individu maupun secara kelompok untik aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan itentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan memerlukan berbagai saranaprasarana, bahan ajar, sumber belajar, serta media pembelajaran pendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.
1.        Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki peran penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran tematik.oleh karena itu pembelajaran ematikpada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu alam maka pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensifdibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan standar kompetensi (SK) yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup didalamnya.
2.    Sarana dan PrasaranaPenunjang 
Dalam pembeajaran tematik diperlukan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang pada dasarnya relatif sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia memilii kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran tematik, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu. Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana pembelajaran dapat lebih efesien jika dibandingkan dengan pemisahan bidang kajian.
3.    Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidakhanya dari hasil belajar maupun dapat dilihat dari proses dapat berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implimentasi pemanfaatasumber belajar didalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar.kegiatan belajar mengajar ditekankan pada aktivitas siswa dengan melakukan pengamatan benda-benda atau situasi yang ada dilingkungan sekitar.
Dalam buku Intructional Technologies the Definition and Domains of The Field (1994), AECT membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam roses belajar yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.

4.    Pengembangan Media Pembelajaran
Secara etimologis media dimaknai sebagai suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak angsung dengannya (Marshal Mcluhan dalam Anton Noornia, 2006: 5). Media pembelajaran adalah sebagai penyampaian pesan dari beberapa sumber saluran kepenerimaan pesan.
Media pembelajaran diharapkan dapat memberi manfaat yaitu:
1)        Bahan yang disajikan akan lebih jelas maknanya bagi siswa dan tidak bersifat verbalistik
2)        Metode pembelajaran lebih bervariasi
3)        Siswa lebih aktif dalam melakukan aktivitas
4)        Pembelajaran lebih menarik
5)        Mengatasi keterbatasan ruang
Media pembelajaran meliputi beberapa jenis antara lain
1)        Media grafis atau media dua dimensi sepertigambar, foro, grafik atau diagram
2)        Media model solid atau media dimensi tiga sepertimodel-model benda ruang dimensi tiga, diorama
3)        Media proyeksi seperti film, film strip, OHP
4)        Media informasi, komputer, internet
5)        Lingkungan
Dalam memilih media yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu akronim dari access, cost, technology, interactvity, organization, dan novelty.
C.  Model Pengaturan Ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suaasana belajar menyenangkan pengaturan tersebut meliputi :
1.    Ruang ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
2.    Susunan bangku peserta didik dapat di ubah-ubah sesuai dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.
3.    Peserta didik tidak selalu duduk dikursi tetapi bisa juga dudk dikarpet atau tikar.
4.    Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik didalam kelas maupun duliar kelas.
5.    Dinding kelas digunakan untuk memajang hasil karya peserta didi dan dimanfaatka sebagai sumber belajar.
6.    Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudakahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali ( Depdiknas,2006 ).
D.  Stategi Pemilihan Metode
Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun tercapainya secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukan pada sebuah perencaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang tepat untuk melaksanakan strategi dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
Metode pembalajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran , metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan , menguraikan , memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematis, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multimetode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demontrasi, bercakap-cakap ( diskusi ).


1.         Metode diskusi
Muhibbin syah ( 2000), mendefinikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang erat hubungannya dengan memecahkam masalah ( problem solving ). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar untuk :
a.         Mendorong siswa berfikir kritis
b.        Mendorong siswa mengekpresikan pendapatnya secara bebas.
c.         Mendorong siswa menyumbangkan buah pikiranya untuk memecahkan masalah bersama.
d.        Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif  jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a)        Menyadarkan anak didi bahwa masalah dapat diselesaikan dengan berbagai jalan.
b)        Menayadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik.
c)        Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan embiasakan bersikap toleransi. ( syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a)        Tidak dapat diapakai dalam kelompok yang besar
b)        Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c)        Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
d)       Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal( syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).
2.    Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah  metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat tw0 ways traffic Sebab pada saat yang sama terjadi dialog anatar guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihata adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan murid.
Berapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam metode tanya jawab ini anatara lain :
a.    Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab
1.    Untuk menegatahui  sejauh mana materi yang pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2.    Untuk merangsang siswa berfikir.
3.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum difahami.
b.   Jenis pertanyaan
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang belum diajukan yaitu pertanyaan ingatan dan pertanyaan fikiran :
1.    Pertanyaan ingatan, dimaksukan untuk meengatahui sejauh mana pengatahuan yang sudah tertanam pada siswa , biasanya pertanyaan berpangkal apa, dimana, beberapa, dan sejenisnya.
2.    Pertnyaan fikiran, dimaksudkan untuk mengatahui sejauh mana cara anak menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan tersebut dumulai dengan mengapa dan bagaimana.
c.    Tehnik mengajukan pertanyaaan
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat pada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaannya, metode tanya jawab biasanya digunakan apabila :
1.         Bermaksud mengulang bahan pelajaran
2.         Ingin membangkitkan belajar siswa
3.         Tidak terlalu banyak siswa
4.         Sebagai selingan metode ceramah
3.    Metode demantrasi ( Demonstration method)
Metode demonstrasi adalah metode metode mangajar dengan cara memperagakan barang , kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan( muhibbin syah, 2000).
Metode demantrasi adalah metode yang digunakn untuk melihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan ajaran (syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelebihan metode demontrasi sebagai berikut :
a.    Membantu anak didi memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau jalannya suatu benda.
b.    Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c.    Kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbiaki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demontrasi sebagai berikut :
a.    Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertujukan.
b.    Tidak semua benda dapat didemontrasikan.
c.    Sukar dimengerti bila didemontrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemontrasikan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4.         Metode cermah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakn lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. Ada beberapa metode cermah plus yaitu sebagai berikut :
a.    Metode cermah plus tanya jawab dan tugas ( CPTT )
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campur ini idealnya dilakukan secara tertip, yaitu :
1.    Penyampaian materi oleh guru.
2.    Pemberian peluang bertanya jawab anatar guru dan siswa.
3.    Pemberian tugas kepada siswa.
b.    Metode ceremah plus diskusi dan tugas ( CPDT )
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, pertama yaitu guru menguraikan materi pelajaran kemudian mengadakan diskusi dan akhirnya pemberian tugas.
c.    Metode ceramah plus demontrasi dan latihan ( CPDL )
metode  ini merupakan kombinasi anatar kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperangakan dan latihan ( drill).
5.         Metode percobaan ( Experiemental method)
Metode percobaab adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan  suatu proses atau percobaan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Metode percobaan adalah metode mengajar yang dilakukan lebih dari satu kali, misalnya dilaboraturium.
Kelebihan metode ercobaan adalah sebagai berikut :
a.         Metode ini membuat anak didi lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaan sendiridaripada hanya menerima kata atau buku cari guru.
b.        Anak diddik dapat mengembangkan sikap anak  untuk mengadakan studi eksplorasi menjelajahi ilmu atau pun teknologi.
c.         Derngan metode ini akan terbona manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a.       Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksprerimen.
b.      Jika ekperimen memerlukan jangka waktu lama anak didik harus menenti untuk melanjutkan pelajaran.
c.       Metode ni lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roesiyah ( 2001:80) metode ekperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaaan tentang suatu hal, mengamatin prosesnya serta menulisnya hasil ddari percobaanya kemidian hasol penagmatannya itu disamapaikan ke kelas dan dievaliasi oleh guru. Menggyunakna tehnik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu  mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapi dengan mengadaakan percobaaan sendiri.
6.         Metode Simulasi
 Similasi berasal dari kata simulate yang artinnya berpura-pura atau seakan akan berbuat, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan mengadakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep ata prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat diguanakn sebagai metode belajar dengan asumsi tidak semua proses belajar dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi yakni memperagakan proses terjadinyaupacara tertentu sabagai latihan.
Metode simulasi bertujuan untuk :
1.      Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun dalam kehiduan sehari-hari.
2.      Memperoleh suatu pehaman tentang suatu konsep atau pun prinsip
3.      Melatuh memcahkan masalah.
4.      Meningkatkan keaktipan belajar.
5.      Memberikan motivasi belajar kepada siswa.
6.      Melatih siswa untuk melkuaknkerja samadalqm situasi kelompok.
7.      Menumbuhkan daya kreatif siswa
8.      Melatih siswa untuk mengembankan sikaf toleransi.
a.       Kelebihan dan kelahan metode simulasi
Terdapat bebrapa kelebihan menggunakn metode simulasi dalam metode mengajar sebagai berikut :
1.      Simulasi dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menghadapu situasi yang sebenarnya kelak, baik daalm kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja.
2.      Simulasi dapat mengembanhgkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi dapat diberi kesempatan untuk memmainkan peran dengan topik yang disimulasikan.
3.      Simulasi dapat meninhkatkan siswa dalam proses belajar.
Kelemahan metode simulasi sebagai berikut :
1.    Pengalaman yang idapat dari simulasi tidak selalu sesuai dengan kenyataan dilapangan.
2.    Pengelolaan yang kurang baik, sring simulai dijadikan sebagi alat hiburan sehingga tujuan simulasi menjadi terabaikan.
3.    Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
b. jenis – jenis simulasi
1. sosiodrama
Merupakan adalah metode simulasi pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah dalam fonemena sosial, permasalahna yang menyangkut hubunhan dengan manusia. Sosiodarama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
2.Psikodrama
Adalah metode pembelajaran denga bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahn psikologis. Psikodarama biasanya digunakan untuk terapi agar siswa lebih memahami akan dirinya.
3.Role playing
Adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, atau kejadian yang akan muncul diakan datang.


4.      Peer teaching
Merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru, selain itu peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa kepada siswa agar lebih memahami materi pelajaran.
5.      Simulasi game
Merupakan bermain peran para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang sudah ditentukan.
c. langkah –langkah simulasi
1. Persiapan simulasi
a. menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulsi.
b. guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan
c. guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalm simulasi peranan yangh harus dimainkan oleh para pemeran serta waktu yang kan disediakan.
d. guru memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2. Pelaksanaan simulasi
a. simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
b. para siswa mengikuti dengan penuh perhatian.
c. guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapatkan kesulitan.
d. simulasi hendaknya dihentikan saat pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalaah yang sedang disimulasikan.


3. Penutup
a. melakukan diskusi baik tentang jalanya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan, guru harus mendorong agar siswa dapat memberkan kritikan dantangggapan terhadap jalan nya proses simulasi.
b. merumrskan kesimpulan.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar